TUHAN YESUS KRISTUS; ALLAH DAN MANUSIA BERDASARKAN YOH. 12:27


Belakangan ini tersebar isu tentang sebagian orang Kristen yang mulai meragukan ke-ALLAH-an Yesus Kristus bahkan ada Pendeta yang tidak lagi mempercayai ajaran Trinitas. Mengapa keraguan itu muncul? Mungkin disebabkan karena mereka kurang memahami Kitab Suci. Gereja sudah tidak lagi mempreoritaskan pengajaran yang alkitabiah hanya memperhatikan persoalan-persoalan yang tidak terlalu penting, ditambah lagi dengan munculnya ajaran-ajaran sesat yang dengan sengaja merendahkan Yesus Kristus. Hal semacam ini tidak perlu membuat kita heran karena memang Kitab Suci sudah menyatakannya demikian, “Akan tampil penyesat-penyesat pada zaman akhir ini”.

Ajaran Gereja sepanjang sejarah tentang Natur Yesus sebagai Allah dan Manusia bukan sekedar ajaran manusia yang tanpa dasar, tetapi ajaran tersebut didasarkan pada kitab suci yang dipercayai oleh Gereja selama berabad-abad. Sejak abad IV gereja sudah mengeluarkan pengakuan (Kredo) bahwa Yesus sehakekat dengan Allah Bapa. Kalau kita perhatikan, ada juga pernyataan Yesus yang seolah-olah membedakan diri-Nya dengan Bapa-Nya, misalnya; Dia berdoa kepada Bapa, namun itu tidak berarti bahwa Yesus menyangkali keberadaan-Nya yang sehakekat dengan Bapa. Yesus berkata bahwa, “Barang siapa yang telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa, … Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku”, Yoh. 14:8-11.

Di bawah ini saya menguraikan kebenaran Alkitab dalam Yoh. 12:27 yang selalu dijadikan dasar bahwa Yesus bukan Allah. Seseorang pernah bertanya kepada saya demikian, “Kalau Yesus adalah Allah dan Jurus’lamat, mengapa Ia berdoa kepada Bapa untuk  menyelamatkan-Nya? (Mat 26:39, Mrk 14:36, Luk 22:42)”. Saya menjawabnya dengan menguraikan Yoh. 12:27. Sbb.:

Yoh. 12:27 “Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini”.

Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini?” dalam bahasa aslinya “
Pάter, sώsόn me έk tής  ώraς taύthς; – (Pater, soson me ek tes horas tautes). Perhatikan kata “me έk”. Kata ini mengandung pengertian “dari/ke luar”. akhiran “-aς dan -hς” dalam kata “ώraς taύthς” artinya; “Terlepas dari saat/waktuku”. Jadi, pernyataan di atas  artinya “keluar dari sebuah keadaan dan keadaan itu disebut dengan saat”. Ketika Yesus menyatakan “Selamatkanlah Aku dari saat ini”, hal ini memberikan petunjuk tentang ke-ADA-an Yesus yang segera Ia tinggalkan atau keluar karena Ia berkata “me έk tής  ώraς taύthς” artinya; ke luar dari suatu situasi/kondisi yang tidak nyaman. Maksud Tuhan Yesus adalah bukan mengharapkan BAPA untuk menyelamatkan-Nya dari sebuah bahaya karena kesalahan yang dibuat-Nya sendiri tetapi melepaskan/ menyelamatkan-Nya dari “saat/ketika” di dunia ini untuk keluar dari ke-ADA-an manusia saat ini kepada suatu situasi yang berbeda yang kemudian Ia menjelaskan tentang sebuah situasi yang lain. Saya sebutkan dengan ke-BERADA-an.
Yesus melanjutkannya dengan berkata: “Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini(άllά diά toύton ήlqon eίς tήn ώran taύthn - alla dia touton helthon eis ten horan tauten). akhiran “on, an, hn" menyatakan kedudukan kata “saat” sebagai objek atau akusatif bukan keterangan (datif).

Yesus menyatakan bahwa Dia masuk ke dalam “saat/ketika” artinya Ia meninggalkan sebuah ke-BERADA-an untuk masuk ke dalam sebuah ke-ADA-an yang berbeda dengan ke-BERADA-an sebelumnya. Hal ini menjelaskan tentang 2 situasi yang berbeda tetapi faktual yakni ke-BERADA-an Yesus sebagai ALLAH yang berinkarnasi menjadi ADA sebagai MANUSIA.  Dalam keadaan sebagai manusia, Yesus akan kembali kepada keberadaan-Nya. Itulah sebabnya Yesus berdoa kepada Bapa seolah-olah mengharapkan pertolongan. Seharusnya ayat ini diartikan; bukan mengharapkan pertolongan melainkan menggumuli sebuah kenyataan. Dari penjelasan di atas terlihat secara implisit bahwa Yesus sedang menghadapi dua situasi atau kondisi. Di satu sisi Yesus akan kembali kepada ke-BERADA-an-Nya sebagai Allah tetapi Ia harus mentuntaskan tugas-Nya di dunia ini secara sempurna melalui “Mati bagi dosa manusia” dalam ke-ADA-an-Nya sebagai manusia.

Dengan demikian, Yesus tidak berdoa seperti manusia pada umumnya yang mengharapkan pertolongan dari BAPA tetapi doa itu menjelaskan kepada kita tentang pergumulan yang sedang dihadapi-Nya sendiri dalam ke-ADA-an-Nya sebagai manusia dan memberi indikasi bahwa Ia ada dalam ke-ADA-an sebagai manusia tetapi asal-Nya bukan dari manusia. Jadi, ayat ini menjelaskan bahwa Yesus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia.



Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati!



Apri Laiskodat

Komentar

Anonim mengatakan…
Tolong bantu dalam doa; rencana membuka kelas Pendalaman Alkitab yang akan dilaksanankan oleh alumni BMW Indonesia asal NTT di Kupang yang akan dimulai pada bulan Januari 2013.

Informasi tentang waktu dan tempat akan disampaikan kemudian.
Anonim mengatakan…
Setuju bung, memang banyak gereja secara khusus hamba Tuhan yang tidak lagi melihat, membaca dan mempelajari Alkitab secara baik dan benar. Mereka hy menafsirkan Alkitab berdasarkan keinginan hatinya bukan lg berdasarkan isi hati Tuhan. Itu sebabnya terjadi penyesatan.
Pada hal teologi itu dinamis tetapi juga membumi dlm konteks manusia. Jadi, yang perlu kita lakukan ialah perkuat pengajaran Alkitabiah kpd jemaat tetapi juga menjawab pergumulan mereka baik aspek iman, ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Mampir juga ya di: http://www.johnratueda.com berikan komentnya ya. Gb
Makasih K John yg sdh membaca dan memberi respon terhadap tulisan ini, Tuhan Yesus memberkati pelayanan K John dan keluarga.

Salam untuk keluarga!
Memulai sesuatu sekalipun ada resiko itu jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.

selamat memulainya!

Postingan populer dari blog ini

KONTEKSTUALISASI

AGAMA SUKU

TANGGAPAN TERHADAP "ANAK KUNCI ISRAEL YANG HILANG DI MALUKU"