APAKAH PENDETA HARUS DIGAJI?
Salah satu tolak ukur dari sebuah gereja yang mandiri adalah
kemampuan gereja tersebut untuk dapat membiayai kegiatannya sendiri tanpa bergantung
pada pihak lain. Dalam Alkitab ditemukan paling sedikit ada tiga prinsip pembiayaan dalam gereja yang
diajarkan Rasul Paulus:
1.
Pemberitaan Injil bukan untuk memperoleh uang
Sewaktu Rasul Paulus memberitakan Injil kepada orang yang belum percaya
atau pada hubungannya yang mula-mula dengan gereja, ia berhati-hati agar jangan
kelihatan bahwa ia memberitakan injil supaya memperoleh uang. Dalam
masyarakatnya pada waktu itu terdapat banyak filusuf dan tukang sihir yang
hidup dengan mengumpulkan uang untuk pertunjukan mereka (Kis. 8:9; 16:16).
Rasul Paulus tidak menghendaki injil digolongkan dengan pekerja serupa.
Walaupun Rasul Paulus tidak memungut uang bagi dirinya, ia membenarkan
bahwa mereka yang hidup dengan memberitakan injil berhak berbuat demikian (I
Kor. 9:7-12).
Saya berpendapat bahwa: Apa yang dinyatakan oleh Rasul Paulus memberi
pengajaran kepada para Pendeta atau siapa saja yang memberitakan Injil supaya
tulus memberitakan injil tanpa ada motif ketamakan sekalipun seorang pemberitaan
injil memiliki hak untuk mendapat imbalan. Sekali lagi bahwa Rasul Paulus memberikan
teladan kepada seorang pemberita injil supaya berhati-hati serta jangan
memperlihatkan sikap memberitakan injil dengan maksud menerima imbalan.
2.
Gereja Memenuhi Kebutuhan Pelayanan Sendiri
Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat di Galatia; “Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam
firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberi
pengajaran itu, (Gal. 6:6). Ayat ini memberikan pengajaran kepada jemaat
untuk bertanggung jawab memenuhi kebutuhan para pelayan yang mengajar dalam
jemaat. Dengan demikian jemaat harus menyadari bahwa pelayanan dalam gereja
membutuhkan dana dan jemaatlah yang bertanggung jawab mencukupkan segala
kebutuhan yang dimaksud.
3.
Mengelola Keuangan Sendiri
Rasul Paulus mengajarkan bahwa masing-masing gereja menerima dan
menyisihkan jumlah yang ditentukan untuk diberikan kepada gereja di Yerusalem.
Gereja itu sendiri mempercayakan anggotanya untuk membawa persembahan itu, (I
Kor. 16:1-4).
Disini kita temukan bahwa PENDETA bertanggung jawab mengajarkan tentang pembiayaan yang alkitabiah kepada jemaat dan
jemaat juga bertanggung jawab untuk
melakukan sesuai dengan ajaran itu. Pendeta
juga diberikan awasan supaya tidak menunjukan sikap yang loba terhadap uang
sekalipun itu adalah haknya.
Firman Tuhan mengajarkan untuk membangun gereja-Nya dengan
cara yang praktis dan logis. Seorang penulis mengatakan bahwa: “Metode
Alkitabiah untuk menyokong gereja dan pekerjaan pemberitaan injil adalah bahwa
biayanya harus dipikul bersama oleh semua anggota tubuh Kristus”. Memberi
dengan sukacita dan ucapan syukur kepada Allah bukan saja membantu pekerjaan
Tuhan tetapi juga membawa berkat dan pertambahan iman kepada si pemberi (2 Kor.
9:7-13). Jadi, salah satu pengajaran untuk menumbuhkan iman jemaat adalah dengan
mengajarkan kepada jemaat untuk bertanggung jawab terhadap pembiayaan dalam gereja. Hal ini dibuktikan melalui
memberi dengan sukacita, ungkapan cinta kasih dan menyadari bahwa harta yang
abadi ada dalam kerajaan surga. Hal yang seperti ini hanya dimengerti oleh mereka yang
sudah bertobat sungguh-sungguh. Mereka yang belum bertobat sungguh-sungguh
jangan paksakan untuk melakukannya, ini hanya menambah pergumulan dalam gereja.
Interpretasi terhadap Alkitab yang tidak proporsional
akan mengakibatkan munculnya masalah dalam gereja.
Mungkinkah masalah keuangan dalam gereja menjadi indikasi
bahwa Pendeta dan jemaatnya belum bertobat sungguh-sungguh? Mari menggumulinya
bersama-sama!
“Perkara rohani hanya dapat dimengerti oleh orang yang
hatinya telah diubahkan oleh Tuhan Yesus Kristus dan perkara duniawi hanya
dapat diselesaikan dengan cara Tuhan”
Seorang penulis mengatakan bahwa “Gereja hanya patut
disokong kalau ia giat bekerja dan selalu melaksanakan amanat Tuhannya”. Amanat yang dimaksudkan adalah Pemberitaan
Injil.
Pertanyaannya: Berapa besarkah dana dalam gereja yang
dialokasikan untuk PENGINJILAN? Berfungsikah depertemen misi (Komisi Marturia)
dalam gereja? Mari menggumulinya bersama-sama!
Usul saya:
- Buatlah pelatihan untuk PI Pribadi bagi Para Pendeta (Khusus pendeta yang hanya berteologi tetapi tidak mencari jiwa baru). Alasan saya: 1) Berteologi tanpa bermisi (Memberitakan Injil) teologinya tidak ada gunanya. 2) Yesus berkata: “Sama seperti Bapa mengutus Aku demikian sekarang Aku mengutus kamu”. Tujuan akhir dari Tuhan Yesus adalah mengutus murid-murid dan untuk itulah tugas gereja “Gereja yang Misioner”. Topik tentang “Gereja yang Misioner” akan dibahas pada kesempatan yang lain.
- Pendeta yang hanya datang ke gereja pada hari minggu jangan dikasi gaji, apalagi pendeta yang tidak tinggal di lingkungan jemaat. Misalnya sebuah jemaat lokal yang ada di pinggiran kota, Pendetanya tinggal di kota. Hari minggu pendeta datang ke gereja berkhotbah dan pulang kembali ke kota). Itu sama dengan gembala upahan. Mengapa bukan Penatua yang dikasi gaji saja, toh dia melakukan tugas penggembalaan 1 x 24 jam?
Gembala bertanggung jawab memelihara, memberi makan, memberi
minum, (selayaknya tugas sebagai gembala). Kalau melakukan tugasnya, Silahkan
menggunting bulu dombanya untuk kebutuhannya kan itu haknya. Tapi ingat
domba-domban itu adalah milik Tuhan dan Pendeta adalah Hamba Tuhan.
Terima kasih, salam damai dalam Kristus Yesus, Tuhan kita!
Apri Laiskodat
Komentar